Kenapa Tomcat Mewabah? Ini Pemicunya!

Ada banyak faktor pemicu mewabahnya serangga Tomcat akhir-akhir ini. Selain faktor manusia, cuaca pun berpengaruh.

Serangan Tomcat di Surabaya diakibatkan terganggunya habitat Tomcat di daerah hutan Mangrove yang berada di dekat Apartemen East Coast. Salah satu penyebab serangan Tomcat akibat kerusakan lingkungan atau habibatnya.

Tomcat biasanya hidup di daerah persawahan atau tempat-tempat lembab lainnya, salah satunya adalah hutan Mangrove. Karena habibatnya rusak, serangga ini mencari lingkungan yang baru sebagai tempat tinggal hingga merambah ke pemukiman penduduk.

"Itu salah satu penyebabnya, karena habibatnya rusak," kata pakar hama Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr Suputa kepada wartawan di Bulaksumur Yogyakarta, Kamis (22/3/2012). 

Menurut dia, serangan Tomcat terjadi karena kerusakan lingkungan yang disebabkan manusia. Alih fungsi lahan menjadi salah satu penyebabnya. 

"Sejumlah areal persawahan diubah menjadi kawasan pemukiman penduduk, padahal itu tempat tinggal mereka. Terjadi serangan karena kita mengganggu mereka," katanya.

Terkait merebaknya populasi dari predator wereng ini, dia mengatakan terdapat sejumlah faktor penyebab kejadian ini. Selain minimnya keberadaan predator Tomcat, faktor musim juga berpengaruh terhadap peningkatan serangga ini. 



Pada musim penghujan, dengan kondisi kelembaban tinggi, populasi wereng yang merupakan pakan dari Tomcat meningkat. Ketersediaan pakan yang melimpah inilah memicu meledaknya populasi tomcat. 

"Pada saat kelembaban tinggi populasi dari wereng mengalami peningkatan sehingga populasi serangga ini pun ikut naik. Jadi memang saat-saat seperti ini, musim penghujan, populasi Tomcat cukup tinggi," kata Suputa.

Menurut dia serangga tersebut sebenarnya tidak berniat menyerang manusia. Merambahnya Tomcat ke pemukiman pendudukan dikarenakan tertarik pada cahaya atau lampu di rumah penduduk. 

"Sebetulnya kumbang ini tidak bermaksud menyerang. Namun saat merasa terganggu akan mengeluarkan racun paederin yang menyebabkan kulit meradang dan melepuh," katanya.

Menurut Suputa, serangga paederus bersimbiosis dengan bakteri endosimibion dari genus Pseudomonas yang ada di dalam darah paederus. Serangga yang bersifat infektif membawa bakteri ini adalah serangga berjenis kelamin betina. 

"Serangga betina yang infektif membawa bakteri tersebut haemolymphnya mengandung paederin yang bersifat racun," ungkapnya.

Apabila di rumah Anda menemukan Tomcat, dia menyarankan untuk lebih berhati-hati dan tidak melakukan kontak langsung. Hewan ini akan berbahaya apabila tergencet dan darahnya bersinggungan dengan kulit manusia. Yang perlu dilakukan hanya menghalau dengan tiupan atau kertas.

"Kalau petani sebenarnya sudah familiar dengan paederus dan tidak pernah ada masalah karena tidak memukulnya. Serangga ini tidak merugikan, tetapi justru membantu petani dalam mengendalikan hama wereng," kata Suputa.

Related Posts

Subscribe Our Newsletter