Persiapan Pertandingan Barca vs Chelsea - Kekalahan dari Real Madrid 1-2 di laga El Classico yang digelar di Stadion Nou Camp, akhir pekan lalu membuat peluang Barcelona mempertahankan gelar juara La Liga semakin berat.
Namun, Lionel Messi dan kawan-kawan tentu tak bisa meratapi nasib buruk mereka terlalu lama. Sebab, pada Rabu (25/4) dini hari WIB mereka harus kembali memastikan nasib untuk melaju ke babak final Liga Champions.
Lawan mereka di Stadion Nou Camp adalah Chelsea yang di laga leg pertama berhasil mengalahkan anak-anak asuhan Pep Guardiola dengan skor 1-0.
Barcelona tentu lebih diunggulkan karena bermain di kandang sendiri di hadapan 90.000 lebih pendukungnya. Namun, menjadi tuan rumah bukan jaminan memberi kemenangan.
Guardiola nampaknya perlu menginstruksikan pemainnya agar bisa bermain lebih efektif selain tetap menguasai jalannya pertandingan.
Sebab, pada laga melawan Chelsea dan Real Madrid, El Barca menguasai lebih dari 70% penguasaan bola namun mereka tak mampu memaksimalkan peluang mencetak gol.
Dalam dua laga itu nampaknya Roberto di Matteo dan Jose Mourinho sudah menemukan resep untuk mematikan strategi tiki taka khas Catalan itu.
Dan apakah Barcelona akan mengakhiri musim ini tanpa satupun gelar bergengsi?
Messi sentris
Saat melawat ke Stadion Stamford Bridge, London, aksi permainan Xavi Hernandez dan kawan-kawan sangat memikat dan nyaris tanpa cela.
Penguasaan bola yang prima dengan umpan dari kaki ke kaki yang efektif membuat anak-anak Catalan itu menguasai bola lebih dari 70% sepanjang pertandingan.
Sayangnya ketika tiba pada penyelesaian peluang, semua permainan indah itu sia-sia karena tak satupun gol yang diciptakan Messi, Xavi, Iniesta atau pemain Barca lainnya.
Kemampuan Chelsea mematikan Lionel Messi membuat pemain terbaik dunia itu menjadi kunci tak berkembangnya permainan Barcelona.
Messi yang biasanya bergerak bebas dan bisa mengkreasi serangan, seakan mati kutu saat dihadang tiga sampai empat pemain Chelsea setiap kali mendapatkan bola.
Sehingga dalam laga di Nou Camp, Guardiola harus mampu mencari solusi jitu sehingga jika Messi kembali dimatikan serangan Barca tetap mengalir.
Selain itu, Guardiola harus meminta para pemain belakangnya lebih konsentrasi bertahan ketika Chelsea melakukan serangan balik.
Sebab, satu-satunya gol yang diciptakan Chelsea dalam leg pertama terjadi akibat serangan balik yang cepat dan efektif.
Bermain efektif
Saat mengalahkan Barcelona di leg pertama, Roberto di Matteo membuktikan strategi yang tepat ditambah permainan efektif bisa menjadi kunci kemenangan.
Gol kemenangan Chelsea saat itu adalah bukti sebuah efektivitas permainan dalam menggalang serangan balik cepat dan mematikan.
Setelah Frank Lampard merebut bola dari Messi, dia langsung mengirim umpan panjang kepada Ramires yang berlari di sisi kanan pertahanan Barcelona.
Memasuki kotak penalti, Ramires dengan cepat mengirim umpan ke Didier Drogba yang muncul dari belakang di saat para pemain bertahan Barcelona belum kembali ke posisinya.
Dengan satu tendangan mendatar, Drogba pun mencetak gol kemenangan untuk The Blues.
Di Nou Camp, hampir pasti Di Matteo akan mengulangi strategi yang serupa namun dengan lebih memperketat lini pertahanan.
Bisa jadi Di Matteo akan 'menjiplak' taktik Jose Mourinho dalam laga El Classico yang baru lalu. Saat itu, Madrid berhasil mematikan pergerakan dua motor serangan Barca, Xavi dan Iniesta.
Selain itu, kondisi mental pemain Chelsea tengah menanjak. Sejak ditukangi Di Matteo, John Terry dkk tampil mengesankan dengan 10 kemenangan, tiga seri dan hanya sekali kalah.