Head To Head Jerman vs Italia



Head To Head Jerman vs Italia - Pertandingan antara Jerman dan Italia di semifinal Piala Eropa 2012 bakal menjadi pertarungan mental dua kesebelasan raksasa. Laga di Stadion Nasional, Warsawa, Polandia, Jumat (29/6) dini hari WIB, akan menjadi upaya kesekian kalinya ”Der Panzer” yang belum pernah menang atas ”Gli Azzurri” di turnamen besar.

Dari tujuh pertemuan terakhir di ajang Piala Dunia dan Piala Eropa, Jerman tercatat tiga kali kalah dan empat kali main imbang. Ingatan menyesakkan terakhir ketika Jerman dilumat Italia, 0-2, di semifinal Piala Dunia 2006.

Semifinal Piala Eropa ini bukan pengecualian. Andrea Pirlo, yang bahkan menjadi inspirasi bagi Pelatih Italia Cesare Prandelli, adalah ancaman utama bagi Jerman.

Kematangan gelandang berusia 33 tahun itu menjadi ruh permainan Gli Azzurri. Kemenangan terakhir di babak perempat final atas Inggris lewat drama adu penalti menjadi bukti kualitas Pirlo.

Namun, keunggulan di lapangan tengah Italia akan diikuti ancaman menyusul cedera Daniele de Rossi. Gelandang AS Roma itu mengalami gangguan urat saraf yang memengaruhi performa kaki kirinya. Hal yang sama terjadi di lini pertahanan. Bek Ignazio Abate dan Giorgio Chiellini masih terus menjalani perawatan cedera.

Abate mengalami masalah otot di kaki kirinya. Sementara Chiellini mengalami cedera hamstring kiri. Sanksi akumulasi kartu kuning bagi Christian Maggio sebagai pengganti Abate menambah buruk keadaan.

”Namun, ketiga pemain yang cedera sudah mengalami kemajuan dan kami akan melakukan apa pun yang memungkinkan untuk membuat mereka siap tampil,” kata dokter tim Italia, Enrico Castellacci.

Untuk menambah kekuatan di lini tengah, Prandelli sepertinya bakal memainkan Riccardo Montolivo sejak awal. Ini menyusul belum pastinya kebugaran Thiago Motta akibat deraan cedera hamstring. Kemampuan berbahasa Jerman gelandang Fiorentina yang memiliki ibu orang Jerman itu juga akan menguntungkan pemain Italia di lapangan.

Tampilkan Schweinsteiger

Sementara Italia berjuang dengan pemain yang cedera, Jerman diuntungkan dengan kepastian pulihnya gelandang Bastian Schweinsteiger. Pemain tengah Bayern Muenchen yang didera cedera engkel pada Februari lalu ini adalah sosok yang pas untuk mengimbangi kreativitas Pirlo di tengah lapangan. ”Bastian adalah pemain kelas dunia dan ia merupakan pemain utama dalam tim,” kata pengatur serangan ”Der Panzer” Mesut Oezil.

Jerman juga lebih diuntungkan berdasarkan catatan pertandingan terakhir kedua tim. Italia cenderung mengalami keletihan fisik dan mental setelah unggul dalam laga ketat dari Inggris di babak perempat final.

Adapun Jerman cenderung menang mudah atas kampiun Piala Eropa 2004, Yunani, di partai perempat final. Pelatih Jerman Joachim Loew bisa jadi menurunkan penyerang Mario Gomez yang diduetkan dengan bomber Lazio, Miroslav Klose. Pertimbangan Loew sederhana, Klose paham bahasa Italia. Ini berguna memahami taktik lawan di lapangan.(AP/AFP/REUTERS/INK)

***

Manuel Neuer mesti bersiap untuk segalanya di babak semifinal. Itu termasuk kemungkinan menjalani skenario adu penalti menyusul kemungkinan ketatnya laga menghadapi Italia.

Neuer punya catatan buruk dalam hal menghadapi algojo tendangan penalti. Ia baru saja ditaklukkan penyerang Yunani, Dimitris Salpingidis, pada babak perempat final.

Pelatih kiper Jerman, Andreas Kopke, mengatakan, Neuer akan diberi taklimat jika skenario itu dijalankan. Kopke bersikeras, sulit memberi latihan khusus menghadapi adu penalti karena tekanan mental tak bisa disimulasikan. (INK)

Gianluigi ”Gigi” Buffon sudah berusia 34 tahun. Tapi, refleksnya masih sangat bisa diandalkan.

Kiper Juventus itu berhasil membuat para penyerang Inggris di babak perempat final frustrasi. Selama 120 menit pertandingan, Gigi berulang kali membuat penyelamatan dramatis sekalipun tak banyak serangan dilakukan Inggris.

Puncaknya ketika dengan santai ia mengeblok tendangan Ashley Cole. Aksinya ini turut meruntuhkan mental pemain-pemain ”Tiga Singa”.

Tapi, Gigi punya masalah bahu. Ini memaksanya keluar di babak kedua saat Italia dikalahkan Rusia 0-3 pada laga persahabatan 1 Juni lalu. (INK)

Philipp Lahm menyumbang satu gol bagi kemenangan 4-2 Jerman atas Yunani di babak perempat final. Bek sayap ini dikenal punya kemampuan di dua sisi. Bisa dimainkan di kiri. Tidak masalah pula jika diturunkan di kanan.

Namun, Loew beranggapan pasukan Jerman kali ini butuh jasa Lahm di sayap kiri. Maka, peran itu pula yang dimaksimalkan pemain Bayern Muenchen ini.

Visi bertanding pemain berusia 28 tahun ini kerap menjadi pemecah kebuntuan bagi timnya, seperti saat ”Der Panzer” menghadapi Yunani. Ia mampu memadupadankan kemampuan menyerang dan bertahan, hampir bersamaan. (INK)

Leonardo Bonucci menjadi harapan Cesare Prandelli di lini belakang. Ini menyusul cedera yang dialami Ignazio Abate dan Giorgio Chiellini serta akumulasi kartu kuning Cristian Maggio.

Bonucci yang beroperasi di tengah itu merupakan satu-satunya bek Italia yang terus diturunkan Prandelli dalam empat laga terakhir. Sekalipun, posisinya bisa saja diisi rekannya di Juventus, Andrea Barzagli, dalam semifinal kelak.

Bonucci punya teknik tackle yang membuat penyerang lawan mesti waspada. Dengan postur tinggi 190 sentimeter dan berat 82 kilogram, bek berusia 
25 tahun itu bakal jadi ancaman yang menakutkan.(INK)

Bastian Schweinsteiger seolah jadi faktor keberuntungan kesebelasan Jerman. Ia beroperasi di tengah lapangan dan mengirim umpan-umpan terukur dengan kecepatan tak terduga.

Dua umpan matangnya saat ”Der Panzer” melumat Belanda 2-1 menjadi bukti perannya sebagai pemain utama Jerman. Bersama Mario Gomez di lini depan, Schweinsteiger bakal banyak menciptakan kerepotan bagi lini pertahanan lawan.

Sekalipun dihantui cedera engkel yang pertama kali dialami pada Februari lalu, Schweinsteiger bakal tampil maksimal di semifinal. Empat laga terdahulu menjadi jaminannya. (INK)

Andrea Pirlo bisa digambarkan dengan satu kata: master.

Gelandang berusia 33 tahun yang bermain untuk Juventus ini punya kemampuan jauh di atas rata-rata pemain tengah. Rekan senegaranya, Alessandro 
Diamanti, memberi komentar soal Pirlo kepada
uefa.com dengan nada sanjungan. ”Bahkan seorang Pirlo yang keletihan tetap menjadi pemain tengah terbaik di dunia,” katanya.

Pirlo punya wibawa, ketenangan, dan kepercayaan diri yang ditularkan dengan mudah kepada rekannya. Senjata mental ini kerap kali menggetarkan lawan. Caranya mengeksekusi penalti ke gawang Inggris jadi salah satu buktinya. (INK)

Miroslav Klose sepertinya akan kembali diturunkan Loew. Pengalaman striker veteran yang bermain untuk Lazio itu akan membantu ”Der Panzer” membongkar pertahanan ”Gli Azzurri”.

Dengan tinggi badan 182 sentimeter yang ditunjang bobot 81 kilogram, Klose adalah padanan mematikan bagi umpan-umpan lambung. Golnya ke gawang Yunani adalah fakta keunggulannya dalam pertarungan udara. Ini menjadi gol ke-64 yang dicetak Klose bersama Jerman.

Penyerang berusia 34 tahun itu membuktikan dirinya masih layak ditakuti barisan pertahanan lawan, termasuk kelihaian menempatkan diri menyusul arah kedatangan bola. (INK)

Mario Balotelli. Sejauh ini Mario Balotelli belum membuktikan kualitasnya sebagai penyerang andalan ”Gli Azzurri”. Striker Manchester City itu baru sekali mencetak gol ketika Italia menghadapi Irlandia di babak penyisihan Grup C. Plus, gol pembuka adu penalti melawan Inggris.

Saat menghadapi Irlandia, ia masuk pada menit ke-74 menggantikan Antonio Di Natale dan mencetak gol 16 menit kemudian. Namun, Cesare Prandelli sepertinya masih menaruh kepercayaan kepada tukang gedor berusia 21 tahun itu. Kecepatan dan tenaga Balotelli masih sangat dibutuhkan tim. Apalagi penyerang Italia lainnya juga sama-sama baru menorehkan satu gol dalam laga normal 90 menit.

Related Posts

Subscribe Our Newsletter